2010/10/22

20 ALASAN MENGAPA SAYA BAHAGIA MENJADI IBU RUMAH TANGGA

by Jazimah Al-Muhyi on Tuesday, July 20
Jangan buru-buru mundur dari proses nikah hanya gara-gara si dia lebih suka istri yang full di rumah.
Jangan buru-buru membayangkan penjara ketika suami meminta Anda untuk fokus momong anak saja.
Jangan takut mati potensi ketika mayoritas hari digunakan di area dapur, sumur dan kasur

Ini udah jaman internet masuk kampung gitu loh. Jaman transaksi bisnis bisa dilakukan sambil ngobatin dengkul anak yang habis jatuh gitu loh. So, mau ngejar duit, popularitas, dakwah, karier, ngasah potensi diri, semua bisa banget dilakukan di rumah. Bisa banget dilakukan sambil full jadi ibu rumah tangga.
Gak percaya? Baca buku ini saja!





“Saya orang yang suka tantangan. Ada kepuasan dan kebahagiaan manakala bisa melakukan sesuatu yang awalnya saya anggap sulit. Dan ternyata, menjadi ibu rumah tangga banyak sekali tantangannya. Mengasuh anak-anak, saya rasakan sebagai ajang penggemblengan menjadi manusia sejati, sebuah kawah candradimuka bagi perempuan untuk meniti jenjang karier kemanusiaan yang lebih tinggi. Yang oleh karenanya, saya menjadi yakin bahwa pengalaman perjuangan dalam mengasuh anak-anak akan menjadi modal yang sangat berharga untuk mewujudkan apa saja yang saya cita-citakan, apa saja yang saya impikan, di masa mendatang.”—cuplikan isi buku


Seakan melihat Jazim mengasuh dua balitanya. Buku yang ringan namun berisi karena bisa menjadi gambaran bagaimana menjadi ibu yang berdedikasi.
(Nurul F Huda: Penulis Buku-Buku Best Seller, Pemerhati Masalah Perempuan, Ummi 2 Jundi)

Buku ini menyadarkan bahwa menjadi ibu full time bukan alasan untuk tidak bahagia. Menjadi anugerah dan karunia yang tiada ternilai, dapat menyaksikan tumbuh kembang balita kita secara detail. Buku ini juga dapat menjadi panduan yang tepat untuk para ibu, calon ibu dan semua yang berkepentingan dalam mendampingi tumbuh kembang balita agar tumbuh menjadi generasi siap lebih cepat, penyelamat peradaban.
(Anita Ba’daturohman,S.E: Full Time Mother, Bunda 3 putra)

Menjadi ibu memang tidak ada sekolahnya. Semua dipelajari lewat praktek yang dipadukan dengan teori. Namun seorang ibu yang cerdas justru menganggap inilah tantangannya. Berbahagialah ibu yang selalu mau belajar, dan berbanggalah anak-anak yang diasuh oleh ibu seperti ini. Buku ini menyemangati kita untuk berusaha mencapai predikat tersebut, dengan cara penulisannya yang tidak menggurui. Seperti ngobrol dengan sesama ibu ... nyaman rasanya.
(Ifa Avianty: penulis 28 buku (Anakku Sahabatku, Bright Mom, dll), Researcher untuk historical romance, guru Writing Club SDI Ar Rahman Cinere, founder & lecturer Ifa Writing School, Ibu 2 anak laki-laki)

Inspiratif dan memotivasi! Ternyata menjadi fulltime mother lebih menantang daripada menghadapi sekelas mahasiswa. Saya dan istri banyak belajar dari buku ini.
(Ganjar Widhiyoga, S.IP, M.Si: Dosen Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi Surakarta)

No comments:

Post a Comment