2010/12/07

Suruh Siapa Ikut Audisi?

by Embun Biru  on Sunday, November 21, 2010 at 2:51pm

Belakangan saya memang banyak berselancar di dunia maya, banyak hal dunia saya sambangi, terutama yang up date berita seputar dalam negeri. Baru-baru ini saya sempat menemukan sebuah forum yang membahas tentang acara audisi pencarian bakat anak bangsa. Acaranya adalah nyanyi-menyanyi, tarian, dan berbagai unjuk bakat lainnya. Dan yang membuat saya tertarik untuk mengamati forum ini adalah ramenya mereka membahas tentang tampilnya sekelompok muslimah dalam audisi itu. Sekelompok muslimah yang berbakat dalam hal menyanyi.

Saya pun mencob mencari tau tentang profil sekelompok muslimah yang tampil dan kemudian cukup menghebohkan karena tampilan kostum mereka yang membuat beberapa kalangan merasa kecewa. Ternyata, dari beberapa info yang saya dapat dari beberapa informan yang mengenal sekelompok muslimah tersebut, bahwasanya sekelompok muslimah yang ikut audisi tersebut adalah akhwat. Maksud akhwat di sini didefinisikan sebagai muslimah yang sudah mengaji dan mengerti manhaj dari sebuah jama'ah.

Saya pun mencoba menelusur lebih jauh, dengan melihat akun FB-nya dan jaringan web-nya. Sekelompok akhwat ini sebelumnya pernah memenangkan audisi dalam festival lomba nasyid yang diadakan oleh Asosiasi Nasyid Nasional (ANN). Maka di kemudian hari sekelompok akhwat ini maju ke tingkat yang lebih dikenal masyarakat Indonesia.

Apa hal yang membuat keramaian dari terlibatnya sekelompok akhwat ini mengikuti audisi pencarian bakat? Karena kostum yang mereka kenakan saat tampil yang sangat menghebohkan! Begitu gambar yang kemudian saya dapatkan. Sekelompok akhwat itu mulanya berbusana rapi di awal tampil, menggunakan gamis dan jilbab yang masih bisa dibilang syar'i meski seperti pelangi. Tapi di tampilan selanjutnya, mereka mengenakan celana pencil (ketat) dengan jilbab yang dimasukkan dalam blus yang menyerupai koboy. Ampun deh!

Saya sempat membaca beberapa pertanyaan dalam forum kira-kira begini; "Mereka dulu berkomitmen untuk mewarnai acara kontes dengan nilai dakwah, mereka juga katanya berprinsip untuk mempertahankan nilai dakwah yang mereka usung."

Ah...saya pikir sangat imposibel...kita lihat saja sebuah filem yang awalnya mencoba berkomitmen dengan nilai-nilai ke-Islaman. Sebut saja Ketika Cinta Bertasbih (KCB) yang cukup mendapat ancungan jempol saat tampil di layar lebar. Saya menilai masih cukup bagus lah nilai dakwah yang diusung di sana. Tapi kemudian masuk ke dunia entertaiment, filemnya jadi nggak jauh beda dengan sinetron TV pada umumnya...nilai dakwahnya secara pasti meluntur, dan kisah ceritanya pun begitu-begitu saja...sewajarnya sinetron Indonesia...

Mangkanya, ketika tim akhwat pemenang lomba nasyid ini kemudian kehilangan jati dirinya dan juga (maaf) kehormatan dirinya dengan ditelanjangi secara terang-terangan di panggung audisi yang ditonton banyak mata, hati saya lebih merinding dibanding ketika mendengar kabar meletusnya gunung Merapi.

Saya kira, sekelompok akhwat ini boleh jadi sudah paham dengan materi ghazwul fikr yang telah masuk dalam kurikulum materi tarbiyahnya. Setidaknya saya paham dengan pasti setiap kurikulum pendidikan dalam sebuah jama'ah di kalangan aktifis dakwah kampus, tak ada yang tak membahas tentang ghazwul fikr (perang pemikirn).

Materi ghazwul fikr itu sendiri sudah sangat detail dan jelas, bahwasanya banyak jurus musuh kaum muslimin dalam menyerang kaum mudanya. Salah satunya ya dengan acara-acara seperti yang diikuti para akhwat munsyider di atas.

Sebenarnya kalau mau menengok tentang bagaimana seorang muslimah harus menjaga kehormatannya, sudah jelas Al Qur'an menerangkan bahwa seorang wanita tidak boleh mendayu-ndayukan suaranya. Hal ini pun telah diberi keterangan jelas dengan hadits dan fatwa banyak ulama'. Boleh dikata hadits terkait suara wanita adalah aurat itu sanadnya lemah, tapi Al Qur'an mempertegas kalau suara wanita itu dapat menimbulkan fitnah syahwat. Kalau hadits yang lebih shahih yaitu ketika Rasulullah mengijinkan 'Aisyah melihat seorang wanita Badui yang menyanyi. Tapi kemudian Rasulullah mencela bahwasanya suara yang keluar dari wanita itu tak lebih adalah tiupan seruling setan (saya lupa perawi haditsnya).

Nah, saya perlu memberikan catatan pada sekelompok muslimah ini;
Yang pertama mereka sudah melanggar aturan Allah dengan mendayu-ndayukan suara di depan umum (menyanyi), sudah begitu mereka tampil di depan umum pula. Yang jelas saat mereka menyanyi pun dituntut pula untuk berlenggak-lenggok di panggung. Menurut saya, saat kemudian mereka diberi kostum yang sangat menelanjangi mereka, itu sudah merupakan peringatan keras dari Allah. Terlebih belakangan yang saya baca dari forum yang membahas mereka, sekelompok muslimah itu mencoba mengklarifikasi dengan mengatakan, "Kostum itu sudah ditetapkan dari panitia, kami tidak bisa menolak!".

Kalau saja mereka paham teguran Allah tersebut dan di hati mereka masih ada rasa malu sebagai wanita yang terhormat, alangkah baiknya mereka mengundurkan diri saja dari kontes audisi itu dan segera bertaubat pada Allah ta'alaa. Medan dakwah yang bisa disambangi masih banyak, terutama lahan dakwah yang memang pas untuk kaum da'iyah. Seperti membimbing ibu-ibu di kampung atau dengan membimbing remaja-remaja puteri yang banyak membutuhkan teman dalam mencari jati diri mereka.

Allahu'alam...hanya Alalh yang berkenan membuka hati mereka...

No comments:

Post a Comment