2010/11/19

UNTUK YANG TERCINTA: PARA LAJANGWATI

ditulis oleh Jazimah Al Muhyi

Membaca status, juga catatan teman-teman yang belum nikah … membaca keresahan, kegundahan, kegelisahan, aku kok jadi pengin nulis soal ini. Teringat masa lalu. Diriku yang ’tak laku-laku’, he he.

Aku pengin nikah sejak umur 17 tahun. Trus, akhirnya nikah menjelang umur 26 tahun. Kebayang kan panjangnya penantianku. Sholat hajadnya aja hampir tiga tahun. Karena gak terkabul-terkabul, gak nikah-nikah juga, trus berhenti. Yang ini jelas gak boleh ditiru, ya 

Akhirnya asyik nulis, tekuni karier, anjangsana anjangsini, ’terbang’ kesana kemari, keinginan nikah jadi kabur entah ke mana. Kadang keinget kalo datang ’gangguan’. Tapi lupa lagi kalo sudah kumpul teman-teman, sibuk dengan berbagai urusan. Eh, ini kok malah keterusan narsis, ceritain diri sendiri mulu 

Begini temen-temen, masa menunggu datangnya ’belahan jiwa’ itu gak nyaman. Meski sebenarnya udah lupa gimana rasanya, ya masih ingatlah kalau intinya adalah tidak nyaman. Karena ’mencintai dicintai itu fitrah manusia’. Gitu kali sebabnya.



Ada yang bilang—terkait dengan pasangan hidup—awalnya perempuan itu mengajukan tanya: ’siapa kamu’, usia semakin beranjak (punya karier), menyatakan: ’siapa aku’, selanjutnya, ’siapa aja’. Aku sendiri selalu pada posisi ’siapa aja’ sejak awal. Pernah taaruf sama pemasok sayur-mayur di pasar (lulusan SMP). Pernah taaruf sama orang Jamaah Tabligh. Pokoknya mau ditaarufkan sama siapa aja, aku oke. Kenapa gitu? Apa saking tidak lakunya? Hi hi, meski mungkin benar, tapi jangan kejem gitu dong nuduhnya (Husy, siapa yang nuduh Bu? )



Aku mau taaruf ama siapa aja karena menurutku hanya Allah yang paling tahu yang paling tepat untukku. Yang paling kubutuhkan untuk kebaikan dunia akhiratku. Trus, rasanya kok gak sopan gitu menolak tawaran taaruf. Kenalan aja dulu, kalo gak cocok kan bisa mundur. Begitulah pertimbanganku.

Aku beruntung jadi perempuan yang tidak diinginkan banyak lelaki. Tahu apa sebabnya? Karena aku gendut. He he. (Kata adikku yang cowok, kebanyakan laki-laki tidak suka perempuan yang gendut)

Berkali-kali aku punya teman yang cantik dan repot dengan banyaknya lelaki yang datang untuk mendapatkan cinta mereka. Jadinya susah membedakan yang tulus dan yang cuma tertarik dengan pesona fisik. Aku sih tak perlu repot seperti itu. 

Kata beberapa orang aku cantik, fotogenik pula (he he, dilarang protes) But, nyatanya gendut kerap jadi alasan penolakan. Ada yang tersamar, ada yang terang-terangan. Tapi, meski pengin nikah, aku gak sudi diet, sori dori mori mati-matian diet cuma biar dapet suami. Kalo mau sama aku, ya terima aku apa adanya. Kalo gak ada yang mau, aku juga bisa kok hidup sendiri. Rabi’ah Al Adawiyah (seorang sufi terkenal) gak nikah juga gak papa tuh. Emang laki-laki itu makhluk apaan sih sehingga segitu amat harus diikuti seleranya? Emang laki-laki itu penjamin kebahagiaan hidup perempuan? Hidup gendut! Wi ki ki ki

Eeeh, alhamdulillah, rupanya ada juga lho yang kasihan sama si perempuan gendut. Udah gendut, ide ama kelakuannya tak lazim. Anak yatim peradaban, katanya. Dialah suamiku tercinta. Yang mau menerimaku apa adanya, dan seadanya. Padahal dia cerdas dan ganteng lho Pada ibunya, dia bilang, ”Aku ada calon, Bu. Gendut, gak cantik, gak bisa masak.” Untunglah tetap diterima sebagai menantu, meski ijazahku cuma SMU, he he (emang lagi ngomongin lamaran kerja?)

Aku bersyukur pada akhirnya bertemu dengan laki-laki yang tidak fisik oriented. Kami bertemu pada sebuah titik bernama visi hidup. Alhamdulillah.

So ... meski harus melawan resah, meski harus bertarung menakhlukkan gelisah ... be calm sahabat-sahabatku para lajangwati Enjoy your life. Menikah itu ibadah, tapi ibadah bukan hanya nikah. Menikah itu sunnah Rasul, tapi sunnah Rasul bukan cuma nikah.

Aku menikah justru setelah menulis sebuah pernyataan (sebuah esay) bahwa menikah atau tidak sama saja. Sama-sama punya peluang melakukan amal shalih, meraih mimpi, hidup bahagia dan masuk surga. 

Lalui tiap episode hidup yang telah digariskan-Nya dengan senyum dan syukur. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk setiap hamba-Nya.

(Semoga segera dimudahkan Allah untuk bertemu dengan belahan jiwa, sahabat-sahabatku tersayang)

No comments:

Post a Comment